Jumat, 27 Mei 2011

Bagaimana Anda Memperlakukan Al-Qur’an?

Al-Qur’an memperkenalkan dirinya sebagai "Kitab yang tiada keraguan didalamnya sebagai petunjuk bagi orang yang bertakwa" (QS 2: 2). Artinya, kitab suci Al-Qur’an merupakan petunjuk dan pegangan hidup kita. Persoalannya sekarang, bagaimana sebenarnya kita memperlakukan Al-Qur’an dalam hidup kita?


Buat sebagian kecil dari kita Al-Qur’an dipandang seolah-olah sebagai "jimat" yang kalau ayat tertentu dibaca maka akan menimbulkan hal yang luar biasa; buat sebagian dari kita Al-Qur’an hanyalah merupakan objek ilmiah yang pantas untuk dikotak-katik ayatnya satu demi satu; buat sebagian lagi dari kita mungkin saja Al-Qur’an merupakan sumber "legitimasi", dalam arti kita gunakan akal pikiran kita untuk memecahkan atau menjelaskan masalah lalu kita cari justifikasinya dalam ayat Al-Qur’an.

Apakah cukup Al-Qur’an kita perlakukan demikian? Bukankah ia merupakan kitab petunjuk? Sebagai kitab petunjuk berarti Al-Qur’an merupakan sumber inspirasi dan sumber bagi hidup kita. Pernahkah kita bila menghadapi masalah kita pecahkan dengan membaca Al-Qur’an? Sudikah kita disaat mendapat banyak rezeki kita syukuri rezeki itu dengan membaca Al-Qur’an? Maukah kita disamping membaca koran dan e-mail tiap hari juga mau membaca Al-Qur’an setiap hari? Pernahkah kita introspeksi perjalanan hidup kita dengan melihat kandungan ayat suci Al-Qur’an sebagai "hakim"nya? Pada umur berapa kita mulai tertarik dengan Al-Qur’an dan bersedia menelaah ayat demi ayatnya?

Saya percaya karena Al-Qur’an merupakan kitab petunjuk bagi kita, maka siapapun kita dan apapun background pendidikan kita, maka kita memiliki hak yang sama utk mengakses kitab suci Al-Qur’an. Sudahkah kita gunakan hak kita itu dengan sebaik-baiknya?

Membaca Al-Qur’an merupakan syarat pertama untuk menjadikan kitab suci ini sebagai petunjuk hidup kita. Bisakah kita menjadikan Al-Qur’an sebagai petunjuk, namun amat jarang kita membacanya?

Konon, Iqbal kecil dibisiki oleh Ayahnya, "Bacalah Al-Qur’an seakan-akan ia diturunkan untukmu". "Sejak saat itu," kata Dr. Muhammad Iqbal–cendekiawan besar asal India, "setiap aku membaca al-Qur’an seakan-akan Al-Qur’an berbicara padaku!"

Maukah kita meningkatkan kedudukan kita, dari sekedar membaca al-Qur’an sampai "berbicara" dengan Al-Qur’an?

Maha Benar Allah dengan Segala Firman-Nya

Semoga bermanfaat, Amin

Re-post, 1 Maret 2008

Tidak ada komentar: