Minggu, 22 Mei 2011

Teori Sistem

Fungsionalisme Struktural, Teori ini bertujuan untuk meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat. Dalam teori ini ada pemikiran bahwa unsur-unsur yang membentuk masyarakat mempunyai hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi satu sama lain dimana masing-masing memiliki fungsi tersendiri dalam masyarakat. 3 ahli yang menjadi peletak teori ini adalah Talcot Parson, Robert K. Merton, dan Herbert Gangs.
Dalam perspektis ekologis konsep yang sangat penting adalah adaptasi, dimana salah satunya adalah adaptasi manusia dengan lingkungan, baik dengan lingkungan alamnya maupun dengan lingkungan sosialnya. Perspektif ekologis pertama kali diperkenalkan oleh Carel B. German. Adaptasi manusia dengan lingkungannya berguna untuk menyikapi perubahan-perubahan yang terjadi terhadap lingkungan tersebut.
Teori sistem dinamis lebih dikenal dengan teori sistem umum atau singkatnya teori sistem pertama kali dikembangkan oleh Ludwig Von Bertalanffy. Dalam teori ini sebuah sistem dianggap terdiri atas 2 konsep dasar, yaitu objek dan lingkungannya. Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait dan berhubungan untuk melakukan sesuatu. Dalam teori ini ada 3 konsep dalam sistem, yaitu 1) fokal sistem, yaitu sistem itu sendiri; 2) subsistem, yaitu berada di dalam sistem dan lebih kecil dari fokal sistem; dan 3) suprasistem, yaitu yang berada di luar fokal sistem. Istilah suprasistem sering disamakan/diartikan dengan lingkungan.
Teori deep ecology diperkenalkan oleh Arne Naess. Pendekatan ini digunakan untuk membedakannya dengan shallow ecology (yang berpusat pada manfaat/kegunaan alam untuk manusia) dan ecocentric (adanya tanggung jawab manusia untuk memelihara alam). Deep ecology berfokus pada pandangan akan adanya saling ketergantungan antara manusia dengan ekologi planet secara keseluruhan dan seringkali dikaitkan dengan “gerakan hijau”.
Ekofeminisme memberikan banyak wawasan konseptual dan keadilan sosial dari teori sistem dinamis dan Deep Ecology. Ekofeminisme ini mengandung perasaan, intuisi, empati dan pengertian kontekstual tetap dengan rasionalitas. (Spretnak, 1990). Bahwa ada hubungan antara penindasan terhadap perempuan dan penindasan terhadap alam. Alam sangat erat kaitannya terhadap kehidupan perempuan. Rusaknya alam menyebabkan peluang terhadap perempuan untuk melanjutkan kehidupannya semakin berkurang. Hal tersebut berkaitan dengan fungsi reproduksi perempuan yang dikaitkan dengan fungsi produksinya untuk mempertahankan hidup. Dalam pandangan ekofeminisme, ilmu pengetahuan modern dan banyak diantara pengetahuan/tradisi lokal terlalu bersifat patriarki. Dalam hal ini artinya adalah memberikan fungsi/peran yang lebih untuk menguasai alam kepada manusia, dan laki-laki terhadap perempuan. Laki-laki adalah yang berkuasa secara politis, baik dalam norma sosial juga dalam hubungan bermasyarakat. Ekofeminisme dipengaruhi oleh teori postmodern feminis, kritik penganut ajaran Marx terhadap dominasi, religiusitas dan spiritualitas yang didasarkan kepada alam, dan kebangkitan akar rumput (grass root ) dalam gerakan politik hijau.

Penerapan dan Manfaat Teori Sistem
Teori sistem dan perspektif ekologi telah banyak dipakai dalam praktek pekerjaan sosial. Teori sistem telah mendorong dilakukannya perbaikan terhadap pekerjaan sosial dalam perspektif lingkungan dengan melibatkannya dengan konsep kerja yang komprehensif, multidisiplin dan holistik (menyeluruh).
Ada 4 situasi/keadaan yang membutuhkan bantuan, yaitu : permasalahan, krisis, pertumbuhan, dan isu-isu sosial. Teori sistem dinamis, perspektif ekologi, deep ecology (ekologi mendalam), dan ekofeminimisme dapat dipakai saat terjadi ketidakseimbangan atau keadaan kurang harmonis dalam suatu sistem. Saat masalah terjadi pada level masyarakat, masalah tersebut disebut dengan masalah sosial atau isu sosial.
Teori sistem dinamis dan teori ekosistem dapat dipakai dalam pekerjaan sosial yang melakukan intervensi pada semua level. Strategi intervensi yang akan dilakukan harus dibedakan antara kasus-kasus individual dengan kasus-kasus perubahan lingkungan. Struktural fungsionalisme akan lebih baik dipakai pada level makro seperti organisasi atau komunitas. Misalnya adalah dalam kasus community development/pengembangan masyarakat dan advokasi.
Beberapa isu yang terkait dengan beberapa teori di atas antara lain adalah :
Teori sistem dinamis, deep ecology (ekologi mendalam), dan ekofeminimisme saat ini banyak mengangkat isu yang berhubungan dengan masalah lingkungan. Di dalamnya antara lain menyangkut masalah pertumbuhan penduduk, naiknya suhu bumi (pemanasan global), polusi, pola konsumsi, HIV/AIDS, dan masalah-masalah lain yang berhubungan dengan lingkungan.

Contoh Kasus dan Solusinya Teori Sistem
Manusia, sebagai agen perubahan, pada masa kini dan masa yang akan datang, mau tidak mau suka atau tidak suka, akan ditantang oleh isu-isu permasalahan perubahan lingkungan yang harus dihadapi. Berbicara tentang masalah Perubahan Iklim (Climate Change), Pemanasan Global (Global Warming) dan Efek Gas Rumah Kaca tidak terlepas kaitan dimana manusia sangat berperan dalam hal ini. Permasalahan ini telah menjadi isu global yang saat ini menjadi perhatian sangat serius dari berbagai kalangan dan telah dibahas di berbagai negara dalam upaya mengurangi dampaknya terhadap kelangsungan hidup manusia di bumi ini. Manusia dengan lingkungan alam pada dasarnya saling berkaitan. Manusia membutuhkan alam sebagai tempat hidup dan alam pun membutuhkan manusia agar tetap lestari.
Dari teori dan perspektif tersebut yang telah dijelaskan di atas terlihat dengan jelas bahwa manusia dan lingkungan dalam hal ini lingkungan alam saling terkait satu sama lain. Ada keterhubungan di antara keduanya. Dampak dari adanya perubahan lingkungan alam telah kita rasakan. Upaya-upaya pencegahan bisa dilakukan dari hal-hal yang praktis dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, betul-betul menghemat pemakaian air bersih untuk keperluan memasak, mandi, mencuci, dsb. Menghemat pemakaian bahan bakar/BBM (pertamax, premium atau solar) untuk kendaraan bermotor, mobil atau sepeda motor. Ganti dengan bahan bakar yang ramah lingkungan, seperti bahan bakar jarak pagar (Jathropa). Kampanye menggunakan sepeda untuk ke sekolah, ke kampus atau tempat pekerjaan, merupakan hal yang sangat dihargai. Hemat pemakaian listrik, lampu-lampu rumah diganti dengan jenis lampu hemat energi, kebiasaan mematikan lampu, dsb. Membuang sampah pada tempatnya, tidak sembarangan, menjadi kebiasaan yang baik dan dikomitmenkan. Dengan membiasakan diri memisahkan jenis sampah basah dan sampah kering. Tujuannya, untuk alternatif pengolahan bio kompos (pupuk organik) dan daur ulang menjadi material baru yang berguna. Mendukung gerakan kebersihan lingkungan rumah, sekolah/kampus, gedung ibadah, tempat pekerjaan dari tumpukan sampah, lancarnya aliran air selokan, aliran kali dan sungai yang dapat mengakibatkan banjir di bantaran kali hingga ke rumah-rumah warga. Mulai sekarang kita juga dapat bertekad membatasi dan mengurangi penggunaan bahan-bahan yang terbuat dari plastik seperti tas kresek platik, tas plastik, bekas pembalut, sterioform – kotak pembungkus makanan dll (karena sangat sukar di daur ulang). Juga mengurangi penggunaan tissue basah dan tissue kering, karena dibuat melalui pengurangan/pembabatan pohon atau hutan. Padahal hutan dan pepohonan adalah media efektif untuk menghilangkan gas karbondioksida (CO2) dalam jumlah banyak di udara. Menanam pohon baru, memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi adalah cara jitu mengurangi efek rumah kaca, perusakan ozon bumi dan dampak lebih besar dari pemanasan global. Jenis pohon yang bagus untuk ditanam antara lain duwet, buni, menteng, gandaria, mahoni, kemang, lobi-lobi, mangga, jambu, durian, rambutan, kelapa hibrida, dan sawo duren. Kita dapat menghemat pemakaian kertas yang bahan materialnya dari pohon. Juga bisa terlibat dalam upaya pencegahan kepunahan jenis binatang dan tumbuhan, ikut menyuarakan kesadaran akan pentingnya pengenalan alam sekitar, informasi terkait dampak pemanasan global, ledakan populasi dan bahaya bencana karena faktor lingkungan, lewat berbagai media apa saja yang bisa dikerjakan seperti membuat artikel majalah dinding (mading) dan buletin sekolah, dsb. (Hans Midas Simanjuntak, 2007)
Upaya-upaya pembangunan yang dilakukan manusia harus berorientasi pada lingkungan. Pembangunan yang ada jangan hanya asal-asalan serta tidak memperhatikan kerusakan lingkungan. Pembangunan juga tidak boleh hanya berorientasi pada pertumbuhan sementara perusakan lingkungan terus terjadi. Konsep green development, gerakan politik hijau serta green PDRB sudah seharusnya dilakukan. Upaya ini pun harus dilakukan secara berkelanjutan (sustainable). Hal ini diperlukan guna menjaga kelestarian alam agar kehidupan manusia bisa berlanjut di masa yang akan datang. Lingkungan alam yang ada saat ini merupakan titipan dari generasi anak cucu kita. Apa yang kita lakukan saat ini akan berdampak pada kehidupan yang akan datang. Alangkah bijaknya jika kita tetap menjaga kelestarian lingkungan alam agar ke depan generasi yang akan datang bisa menikmati lingkungan alam ini dengan baik pula. Meminjam istilah dari KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), gerakan 3M, memulai dari diri sendiri, memulai dari hal yang kecil dan memulai dari sekarang akan berdampak positif pada kehidupan pada masa yang akan datang.

Sumber Pustaka
Johnson, Doyle Paul. (1986). Teori Sosiologi Klasik dan Modern Jilid II; Diindonesiakan oleh Robert M.Z. Lawang. Jakarta : Gramedia
Robbins, Susan P., Pranab Chatterjee, Edward R. Canda. (2006). Contemporary Human Behavior Theory; Critical Perspective for Social Work; Second Edition. United States of America : Pearson Education Inc.
Wagiyo, dkk. (2007). Teori Sosiologi Modern. Jakarta : Universitas Terbuka
Zastrow, Charles H., Karen K. Kirst-Ashman. (2004). Understanding Human Behavior And The Sosial Environment; Sixth Edition. United State of America : Thomson Learning, Inc.
http://buletin-narhasem.blogspot.com/2009/09/artikel-usaha-gereja-dalam-pelestarian.html (akses 141010)

Tidak ada komentar: